Minggu, 23 Agustus 2020

Proses Fertilisasi dan Perkembangan Embrio dalam rahim

Fertilisasi dan Perkembangan Embrio dalam rahim 

 

Video Fertilisasi dan Perkembangan Embrio Dalam Rahim (Uterus)  : Klik disini

 

FERTILISASI

Fertilisasi merupakan proses pembuahan sel telur (ovum) oleh sperma. Pada manusia, sperma dihasilkan di testis pria dan ovum dihasilkan pada ovarium wanita. Pembuahan akan didahului oleh ovulasi, yaitu lepasnya sel telur yang telah masak dari ovarium.

Gambar 1. Pengertian, Proses Fertilisasi, dan Perkembangan Embrio pada Manusia

Usia sel telur di dalam tuba falopi hanya 24 jam saja, sehingga apabila tidak ada sperma yang membuahinya, maka sel telur akan mati dan kehamilan tidak terjadi.

Jika tidak ada sperma yang membuahi sel telur, maka sel telur akan berpindah ke rahim dan hancur.

Lapisan dinding rahim yang menebal akan mulai mengalami proses peluruhan bersama dengan hancurnya sel telur tersebut sehingga terjadilah menstruasi.

Di dalam sekali ejakulasi (keluarnya sperma dari kelamin pria), terdapat berjuta-juta sperma yang saling berlomba untuk membuahi ovum. Pada saat ejakulasi akan dikeluarkan 40 sampai 150 juta sel sperma yang siap membuahi.

Sel sperma akan bergerak dengan bantuan bagian ekornya. Pergerakan tersebut dapat mencapai 12 cm per jam di sepanjang tuba fallopi (saluran oviduk). Pergerakan sperma  dibantu juga oleh pergerakan dinding rahim dan dinding tuba falopi.

Mulut rahim juga mengeluarkan cairan atau lendir encer agar spermatozoa dapat berenang dengan lancar dalam rahim menuju saluran telur untuk menemui dan membuahi sel telur.

Dari berjuta sperma yang dikeluarkan tersebut, normalnya hanya ada satu sperma berhasil bertahan hidup selama kurang lebih satu minggu hingga berhasil mencapai ovum.

Setelah satu sperma tersebut berhasil membuahi ovum, maka akan terbentuk selaput pelindung untuk menghalangi masuknya sperma lain yang akan melakukan pembuahan.

Gambar 2. Organ Sistem Reproduksi Wanita

Proses Fertilisasi

Peristiwa fertilisasi  terjadi di dalam tuba falopi (oviduk) di tubuh wanita. Sel telur yang telah dibuahi selanjutnya akan membentuk zigot.

Zigot selanjutnya menuju ke rahim dan akan mengalami pembelahan berulang-ulang serta tumbuh untuk membangun jaringan tubuh manusia.

 

Gambar 3. Skema Fertilisasi

Perkembangan Embiro dalam Rahim (Uterus)

Masa embrio atau kehamilan manusia sekitar 9 bulan 10 hari. Di dalam rahim, embrio akan mendapatkan makanan dari tubuh induk melalui plasenta (ari-ari).

Embiro di dalam rahim dilindungi oleh beberapa selaput pembungkus sebagai berikut.

1. Amnion

Amnion adalah selaput yang membatasi ruangan tempat berkembangnya embrio. Dinding amnion mengeluarkan getah berupa air ketuban yang berguna untuk menjaga embrio agar tetap basah dan menahan guncangan.

2. Korion

Korion merupakan suatu selaput yang berada di sebelah luar amnion. Korion akan tumbuh membentuk jonjot pembuluh darah yang berhubungan dengan peredaran darah induknya melalui plasenta.

3. Sakus vitelinus (kantung kuning telur)

Kantung ini terletak di antara amnion dan plasenta. Sakus vitelinus merupakan pemunculan sel-sel dan pembuluh darah yang pertama.

4. Alantois

Alantois terletak di dalam tali pusat dan berfungsi untuk respirasi, saluran makanan, dan respirasi.

Perkembangan embrio dimulai dari pembelahan zigot, stadium morula (morulasi), stadium blastula (blastulasi), stadium gastrula (gastrulasi), dan stadium organogenesis.

1. Zigot

Zigot adalah tahap embrionik yang dimulai setelah terjadi peleburan antara sperma dan sel telur.

2. Morula

Pada fase morula, zigot mengalami pembelahan berkali-kali. Pembelahan zigot yang terjadi secara mitosis hanya menambah jumlah sel tanpa diikuti pertambahan massa sel. Pembelahan zigot dimulai dari satu menjadi dua,  dua menjadi empat,  dan seterusnya.  Pada saat pembelahan sel terjadi pembelahan yang tidak bersamaan. Embrio yang terdiri dari 16-64 sel inilah yang disebut morula.

Gambar 4. Tahapan pembelahan sel menjadi morula.

3. Blastula

Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub yang dibentuk pada fase morula. Pada fase ini kutub fungsional dan kutub vegetatif telah selesai dibentuk.  Hal ini ditandai dengan dibentuknya rongga di antara kedua kutub yang berisi cairan dan disebut blastosol / blastocoel (Gambar 2).  Embrio yang memiliki blastosol disebut blastula. Proses pembentukan blastosol disebut blastulasi.

Gambar 5. Terbentuknya rongga bastosol.

4. Gastrulla

Embrio mengalami proses diferensiasi dengan mulai menghilangkan blastosol. Sel-sel pada kutub fungsional akan membelah dengan cepat.  Akibatnya, sel-sel pada kutub vegetatif membentuk lekukan ke arah dalam (invaginasi).  Invaginasi akan membentuk dua formasi, yaitu lapisan luar (ektoderm)  dan lapisan dalam (endoderm). Bagian tengah gastrula disebut dengan arkenteron. Bagian luar yang terbuka pada gas menuju arkenteron disebut dengan blastofor. Pada fase ini akan terjadi lanjutan diferensiasi sebagian endoderm menjadi bagian mesoderm. Pada akhir dan gastrula telah terbentuk bagian endoderm,  mesoderm,  ektoderm

Gambar 6. Tahapan invaginasi hingga terbentuk endoderm, mesoderm, dan ektoderm.


5. Organogenesis

Tahapan selanjutnya, jaringan embrional akan mulai mengalami perubahan bentuk dan terdeiferensiasi membentuk organ berdasarkan lapisannya.

·         Lapisan luar (ektoderm) yang akan mengalami diferensiasi menjadi rangka, saraf, alat indera.

·         Lapisan tengah (mesoderm) yang kemudian mengalami diferensiasi menjadi rangka, otot, alat-alat peredaran darah, ekskresi dan organ reproduksi.

·         Lapisan dalam (endoderm) yang akan mengalami hal serupa menjadi alat-alat pencernaan dan alat pernapasan.

Masa embrio (lamanya dalam kandungan) pada manusia adalah sekitar 40 minggu, dengan urutan sebagai berikut.

            Gambar 7. Perkembangan janin dalam rahim

  1. Janin umur 4 minggu : organ penting seperti jantung sudah sudah terbentuk, mulai tampak tumbuh telinga dan mata.
  2. Janin umur 8 minggu : mirip bayi dengan ukuran kepala yang relatif lebih besar, hidung, mata, telinga, tangan, dan kaki mulai nampak jelas bentuknya.
  3. Janin umur 10 minggu panjang 6 cm terlihat seperti bayi. Ukuran kepala lebih besar jika dibandingkan dengan ukuran badannya. Selain itu, perkembangan mata, telinga, jari tangan dan kaki sudah makin sempurna.
  4. Janin umur 7 bulan : perkembangan embrio telah sempurna.
  5. Janin umur 32 minggu : panjang janin telah mencapai 40 cm.
  6. Janin umur 40 minggu : janin siap dilahirkan (9 bulan 10 hari).

        Lembar Kerja Peserta Didik : Klik disini  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LISTRIK STATIS

KOMPETENSI DASAR : 3.4 Menjelaskan konsep listrik statis dan  gejalanya   dalam   kehidupan   sehari - hari  4.4 Menyajikan hasil pengamatan...